Semakin jauh berjalan
Semakin indah terlihat..
Semakin matahari menyengat badanku
Semakin kau ajak aku untuk mengagumimu kemilaumu dari matahari itu..
Semakin aku meloloti tubuh dan bagian-bagianmu
semakin kau tarik aku seperti magnet, semakin kau merayuku semakin terasa sapaanmu dengan hilir angin, semakin terhanyut aku akan kepiawaianmu..
tapi yang begitu kau senang…
kagum! Hebat!
Hanya itu yang mampu ku ucap
kini aku mencari-cari sesuatu yang mungkin adalah kelemahanmu..
hingga aku menyerah …
lalu merebahkan badan di tanganmu yang putih dan banyak kerikil-kerikil indah…
satu lagi sifatmu yang tak bisa ku lupa
kau tetap berpikir positif, memperlihatkan wajah tenang, teduh, senyum …
senyuman dengan warna birumu yang mampu memabukanku
kau terlalu memesona!
Aku lihat makhluk berbagai bentuk dan rupa, berbagai fungsi dan cara, yang ada di perutmu…
kau baik sekali ya
Mau menolong makhluk lain dan membiarkannya hidup di tubuhmu…
Aku juga kau biarkan disini…
Kalau jiwaku membeledak, hancur seperti kapal yang terkena badai,
Muram karena khianatan hidup,
Hingga bosan yang berkepanjangan,
Dengan hadir di dekatmu aku menjadi tenang …
aku merasa bebas
Apalagi bila engkau membiarkanku menjerit sepuasnya, menumpahkan segala polemik…
Kau rela! malah engkau menanggapi dengan sejuk, meminta angin menyejukanku…
Malah kau menasihati untuk tenang, meminta kulitmu untuk dilihat bahwa kau ada untukku hingga aku merasa tenang…
Sekali lagi, malah engkau tersenyum mendengar jeritan suaraku yang buruk seperti gagak yang kelaparan, kau biarkan aku melepasnya hingga aku bebas!!
Aku takjub! Fantastik!!
Teg, apa kau lihat itu?
Tak bisakah kau membaca tingkahnya?
Ia mengajakmu menari…
Apa kau mau ikut? Karena aku sekarang sedang bersamanya menunggu…
Para Maka, judul sebuah novel yang sedang ku garap... mahon doanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar